Adsense

Wednesday 29 May 2013

Ancaman Saat Di Kelas Kimia

Di SMA mungkin gue bukanlah anak yang populer dikalangan orang populer. Dari penampilan aja udah ngebuat gue enggak mungkin bisa jadi populer. Penampilan gue itu compang camping, gue pernah masuk sekolah dengan pakaian bolong karena setrika. Gue itu orangnya suka bereksperimen , jadi gue pengen ngebuktiin apakah benar setrika bisa buat pakaian bolong.

            Bolongnya pakaian sekolah gue, enggak menurunkan semangat gue untuk masuk sekolah. Di sekolah dengan bangganya gue pamerin itu ke temen temen gue.

            “Ris liat ni baju gue bagus kan lubangnya bermotif setrika.” Kata gua bangga

            “Bah bungulnya ikam ni, kenapa bisa jadi gitu”? Kata Aris dengan logat banjarnya yang artinya “Bego loe”. Dia punya motto “Banjar is never Die”. Dia ingin menjadikan bahasa banjar sebagai bahasa internasional.

            “ini lah hebatnya gue, kalau elo mau gue bisa buatkan buat elo juga, gimana? Gratis kok, tenang aja.” Gue menawarkan niat baik gue ke Aris

“Bungul ikam.” Aris menolak kebaikan gue

Disaat itu gue lagi mencari cari tugas kimia temen gue, gue belum ngerjain tugas itu jadi gue mencari tugas Aris yang gue pikir sudah selese. Setelah menemukan bukunya, gue buka buku itu, lembar demi lembar pun mulai gue buka dan yup lancarlah gue menjalankan misi mengopy tugas dia. Gue itu paling males ngerjain tugas dirumah, gue enggak mau membebani otak gue dengan pelajaran yang enggak gue kuasai.



Bungul = bego, Ikam = elo

Guru dari pelajaran itu terkenal paling ditakuti dikelas kami, namanya ibu Diana. Sebenarnya ibu Diana itu merupakan guru yang baik hanya saja suka memberi hukuman kalau siswanya enggak bisa menjawab pertanyaannya. Kesan pertama gue terhadap pelajarannya itu “Push Up”. Gue enggak hapal sistem periodik yang gue hapal cuma  golongan 1A dan itu juga hanya singkatannya.

Dikelas, gue itu murid kesayangannya ibu Diana, Gue selalu saja kena hukum dipelajarannya. Mungkin nanti kalau beliau mau menghukum gue lagi. Gue bakal bilang “Maaf saldo anda untuk menghukum anak keren ini telah habis, silahkan lakukan pengisian ulang dikonter konter terdekat”. Tapi yang gue takutkan kalau dia bilang “Bonus yang Ibu miliki :926 hukuman, silahkan cek ke *889# secara berkala”.

Disaat dia memasuki kelas, kelas yang rebut pun menjadi hening seketika. Apa lagi pada saat dia menjelaskan. Gue melihat wajah temen temen gue, wajah mereka kebanyakan sok ngerti dengan apa yang ibu Diana jelaskan. Gue tau dari wajah mereka kalau mereka semua perlu bantuan, otak mereka mungkin udah enggak mampu untuk mengikuti pelajaran yang mengerikan ini.

Setiap berakhirnya penjelasan selalu ada sesi tanya jawab dan ini lah saat saat yang sangat menegangkan. Gue pengen kabur dari tempat ini. Gue liat keatas ada plafon. Gue masih mencari cari tali tambang dilaci mejanya Aris tapi yang ada hanya benang jahit. Mungkin dia ikut kelas menjadit makanya yang ada benang jahit.  Gue pindahkan pandangan gue kejendela, Sial jendelanya ada kacanya dan enggak bisa dibuka.

“Hendra”

Gue dikagetkan dengan panggilan yang menakutkan itu, gue enggak berani mencari arah datangnya suara itu namun dia mengulang perkataan itu dan membuat gue untuk memberanikan diri untuk menemukan orang yang memanggil gue. Dan benar Dugaan gue, Ibu Diana mau nyabut nyawa gue kali ini.

“Iy bu” Jawab gue

“Coba kamu maju kerjakan soal nomor 3.” Perintah bu Diana

“Mampus, kam.” Kata Aris dari samping gue.

Gue bingung banget untuk mengatasi hal ini, gue enggak mau untuk kesekalian kalinya dipermalukan didepan kelas. Gue lihat catatan Alam yang duduk dibelakang gue. Gue cermati baik baik jawabannya Alam, giliran gue akhirnya tiba, enggak ada cara lain untuk menjawab pertanyaan ini kecuali membawa buku catatan Alam.

Gue maju kedepan kelas, mengambil marker dari bu Diana lalu gue tanda tangani baju bu Diana selayaknya artis artis ibu kota. Saat gue mengambil marker dari tangan bu Diana, sangat terasa hawa hawa ingin membunuhnya. Tapi gue punya senjata rahasia, yaitu buku catatan Alam. Buku alam bukan buku catatan biasa enggak sama seperti buku hariannya cewek cewek yang isinya tentang cinta ataupun gossip orang.

Gue memulai membuka buku. Gue mulai mendapat pencerahan, ternyata dibuku itu sudah ada jawaban dari nomor 3. Gue sungguh bersyukur memilih senjata ini, coba aja gue milih buku ipul mungkin isinya tentang daftar nama korbannya, atau bukunya Aris yang mungkin aja isinya tentang ilmu bahasa banjar. Hal yang gue banggain itu adalah karena gue bisa lolos dari maut yang mengancam nyawa ku. Enggak sia sia perjuangan hidup gue kali ini.

Gue bangga bisa memiliki guru seperti bu Diana. Beliau itu merupakan sosok yang gue kagumi. Gue pengen nanti pada saat gue jadi guru, murid murid gue bisa respect ke gue seperti murid murid bu Diana. Bu Diana sudah banyak memberi latihan ke gue, dari push up hingga scot jump. Tapi mungkin kalau gue bukan murid dari bu Diana, mungkin gue bukannlah mahasiswa UNMUL.

Sunday 19 May 2013

Pengaruh Lingkungan

     Tengah malam adalah malamnya para penulis yang biasanya hanya ditemani dengan  ketikan indah dari keyboard laptop yang sudah menjadi seperti melodi melodi nada yang indah. Bahkan suara motor lewat dimalam hari pun bisa menambah indahnya suasana malam ini. Bukan hanya itu, Bahkan mati listrik dimalam hari ini merubah suasana menjadi horor hingga membuat gue mesti menunda untuk menulis.
     Pagi ini merupakan hari minggu dan lagi gue ditemani oleh suara hujan yang bener bener deras. Hujan deras diminggu pagi itu merupakan suatu hal yang mengisyaratkan untuk tarik selimut kembali tapi apa boleh buat tulisan ini menghentikan langkah gue untuk melakukan hal mulia tersebut.
    Disaat menulis cerita ini, gue tersadar kalau temen sangat berpengaruh pada pola pikir dan kelakuan kita. Jika kita berteman dengan sekelompok orang lucu, kita pasti lucu. Begitu juga jika kita berteman dengan orang orang berjiwa romantis kita juga bakal ikut romantis.
    Gue teringat dengan kisah Albert Einstein dengan supirnya. Waktu itu Einstein sedang gencar gencarnya seminar tentang penemuan barunya yang membuat jadwalnya sangat sangat padat, bahkan dalam sehari dia bisa menghadiri sampai 6 seminar ditempat yang berbeda. pada suatu ketika Einstein yang sudah kelelahan mengisi seminar meminta supirnya untuk menggantikan dia (berpura pura menjadi Einstein) yah kebetulan pada saat itu masih banyak orang yang belum mengenali wajah Einstein. Lalu terjadilah pertukaran peran pada saat itu.
       Si supir karena selalu ikut seminarnya Einstein jadi dia sudah hapal mati dengan apa yang harus dia bicarakan. Namun ada hal yang diluar dugaan yang membuat dia harus memutar otak. Ada seorang yang bertanya ;
"Bagaimana cara anda membuktikan bahwa penemuan baru anda itu bisa efektif?"
Supir yang berpura pura menjadi Einstein pun diam dan berpikir sejenak lalu mengatakan  ;
"Sungguh pertanyaan yang mudah, bahkan supir saya pun bisa menjelaskan hal yang mudah itu" sambil menunjuk Einstein yang berpura pura menjadi supir.

          Dari penggalan cerita diatas merupakan buktu bahwa lingkungan lah yang membuat kita pintar namun ada satu kutipan dari Einstein yang gue bener bener suka ;

"It's not that I'm so smart, it's just that I stay with problems longer."

Thursday 9 May 2013

Petualangan Bodoh

       Yaahhhhh akhirnya gue bisa kembali setelah sekian lama gue meninggalkan blog yang sudah mulai usang ini. Pertama tama gue mau ngucapin terima kasih kepada emak dan bapak gue yang sudah ngebesarin gue dan selalu memberi gue dukungan yang super. Gue juga pastinya enggak lupa untuk bersyukur kepada Allah SWT yang masih memberi gue waktu dan kesempatan untuk upload cerita ini ke blog yang sudah mulai berdebu ini. Debu debu ini ngebuat gue terjatuh dan tak bisa bangkit lagi. Bukan cuma itu aja, debu debu ini juga sudah sukses membuat gue tenggelam dalam lautan luka dalam. Ini mungkin semua terjadi karena gue tanpa loe bagaikan butiran upil ooppppssss maksud gue debu.
       Pada kesempatan yang berbahagia ini gue pengen curhat cerita petualangan gue pada saat gue berumur 21 tahun. Waktu itu gue dapet pesan dari temen temen gue kalo mereka pengen ngadain acara untuk menyambut temen gue yang baru pulang dari Surabaya. Pada saat itu kebetulan gue lagi enggak ada acara jadi tanpa pikir panjang gue langsung meng-iyakan ajakan temen gue itu, Gue menuju kesana menggunakan motor karisma dan itu bukan merupakan hal yang biasa karena gue jarang banget make motor itu semenjak itu motor sering dipake sama bokap gue. Biasanya sih gue selalu menggunakan karpet terbangkalo mau kemana mana, kadang kadang juga gue naek odong odong soalnya lebih seru, ada lagunya lagi, cuma gue agak sedih sekrang gue udah jarang naik tuh kendaraan lagi, soalnya satu lagu sekarang bayarnya Rp. 1500, mahal banget kan. :(
       Gue enggak mau cerita tentang acara itu soalnya acara itu gak sesuai dengan yang gue pikirkan, yang gue pikir bakal banyak yang datang dan ternyata cuma dikit. Tapi gak boleh nyesel lohh Yah namanya juga nasi sudah jadi bubur, Bubur ayam pun sekarang harganya sudah mencapai Rp 7.000. semuanya sudah mulai naik gara gara Harga BBM mau di naikan. Terus apa hubungannya Harga BBM naik sama cerita petualangan gue?
      Sewaktu pulang dari acara itu tanpa sengaja gue ngerasain ada yang aneh dengan kuda besi yang gue tunggangi pada saat itu, yah lebih tepatnya ban belakang motor gue terasa seperti bergoyang kekiri dan kekanan mengikuti alunan kentut temen gue, kebetulan saat itu gue bersama dengan Haris.Merasakan ke anehan itu seara sengaja gue langsung menghentikan motor itu. 
"Ada yang aneh ini" kata gue
"Iya hen, ban belakang lu kayanya lari!" Kata Haris menambahkan sambil turun dari motor gue.
Gue kaget "Hah? yang bener lu? Kok bisa lari? lu takut takutin kah? ah kebangetan lu."
 "Somplak, dasar biji nangka!!!" Haris keliatan kesal
"Lu tuh biji pisang" gue enggak mau kalah
"Emang pisang ada bijinya?" Terlihat wajah Haris sedang berpikir sangat keras.
"Koplak, malah ngurusin biji, ini motor gue keliatannya bocor bannya, jam segini nyari tambal ban dimana? gue telpon Ipan dulu." Jawab gue sambil memencet nomor Ipan temen gue.
"Kok nelpon dia? emang dia bisa nambal ban?" Respon Haris yang sedikit ngebuat gue rada kesel.
"Buat bawa lu, gak mungkin lah kita ni motor dinaikin kita berdua, haji kempetttt"
         Enggak lama kemudian pun Ipan datang ngejemput kami. Sumpah wajahnya terlihat seperti pahlawan pada saat itu, ingat loh cuma pada saat itu, pada SAAT itu. Ngomong ngomong soal superhero gue jadi terinspirasi untuk bisa jadi superhero seperti Iron Man, Superman, Batman ataupun Spiderman. Dan kini gue putuskan nama gue adalahnya "Your Man" (Khusus diperuntukan untuk para gadis yang jomblo, yang dah gak jomblo juga gak apa, Buat para cowok cowok yang baca, maaf yah gak ada lowongan buat anda tapi kalian semua luar biasa dan super super sekali karena sudah mau membaca cerita yang sudah mulai enggak jelas ini)
          Tengah malam kami berkeliling kota samarinda untuk mencari bengkel yang buka dengan cuaca mendung yang menandakan bakal turun hujan yang sangat deras.gue terus mencari dan mencari sampe gue menemukan sebuah bengkel yang mengatakan bahwa mereka bisa menambalnya. Pikir gue "Akhirnya selese juga penderitaan ini" namun ternyata setelah menunggu, orang bengkel itu mengatakan "Maaf gak bisa mas". Kami bertiga, gue, haris & Ipan merasa di PHP in sama orang bengkel itu..
       Gue pun melanjutkan perjalanan mencari tambal ban yang masih bersedia menambal ban motor ini. gue teruis berjalan berjalan dan berjalan ditemani oleh Ipan & Haris. Hingga akhirnya gue menemukan sebuah bengkel yang bersedia menambal ban motor gue, Gue ngelihat om om yang dibengkel itu seperti bidadari tak bersaya (padahal om om disitu kan cowok jantan semua)
       Petualangan bodoh itu pun berakhir tanpa harus mengalahkan monster atau menemui jalan sesat, tanpa harus membeli pedang ataupun baju besi. Tapi yang pasti petualangan itu bakal terasa berat jika gue enggak memiliki teman yang baik seperti Ipan dan Haris.