Adsense

Wednesday 10 October 2012

Hewan Tak Berdosa






Lagi lagi SMA, jangan bosen ya baca cerita masa masa SMA gue. Tapi kali ini cerita pembunuhan yang sangat sadis. Mahluk tidak berdaya dan tidak berdosa menjadi korban keganasan sekolah gue. Waktu itu sedang berlangsungnya pelajaran biologi. Kami dibagi menjadi beberapa kelompok dan harus membawa hewan yang berbeda beda, beruntung kelompok gue yang hanya disuruh membawa jantung ayam.
Hari itu suasananya sangat mencekam sepertinya bumi sedang berduka. Temen temen gue disibukan dengan hewan hewan bawaan mereka dipagi yang mencekam itu. Gue bisa melihat senyum ceria hewan hewan tersebut pada saat itu.  Mungkin mereka enggak tau kalau mereka bakal jadi korban keganasan temen temen gue. Para hewan hewan pun sibuk bermain kejar kejaran, sikodok mengejar si cicak dan sitokek mengejar sikodok.
“aaaaaarrrrggggghhhh” suara beberapa cewek dikelas gue. Ternyata mereka dikejar oleh ketiga hewan itu. Gue tau orang paling usil dikelas gue itu Alam dan gue rasa hewan hewan itu disuruh sama alam untuk menakut nakuti para cewek. Dan gue lihat wajah Alam yang tertawa girang karena hal itu. Bener sudah tebakan gue. Alam lah pelakunya.
Gue berpikir mungkin hewan hewan tersebut sengaja enggak dikasih tau sama temen temen gue. Mungkin aja temen gue takut hewan bawaannya kabur. Apa jadinya coba kalau para hewan tersebut sampai tau kalau mereka akan di bunuh dengan sadisnya sama temen temen gue?
“kodok loe bagus lam, dapat dari mana”? tanya gue ke Alam
“Iy ni, gue nemu di paret depan rumah.” Jawabnya dengan santai.
“Ah bohong aja ini, mana ada kodok segaul ini nemu diparet.” Ipul ikut nimbrung pembicaraan kami.
“Iy alam ni, Setau gue kodok nemu diparet itu kepalanya ada pirangnya terus ada tindik di lidahnya.” Gue heran.
“elo tuh enggak tau berapa biaya gue habiskan untuk ngedandani ini kodok, gue enggak mau bawa kodok jalanan, yang gue mau itu kodok gaul seperti ini, tapi jujur lebih keren kodok gue daripada elo, elo mau gue dandanin juga”? Jawab alam dengan kesotoiyannya.
“Boleh boleh Lam, siapa tau Hendra jadi makin cantik.” Aris nyaut dari belakang gue
“Ah Kampretttt.” Gue sewot
Waktu berjalan semakin cepat dan tanpa terasa bel pun berbunyi. Temen temen gue beserta hewan hewan bawaanya sudah duduk rapi ditempatnya masing masing. Lalu mulai terdengar hentakan kaki sang mentor yang akan mengadakan pembantaian massal ini. Gue makin merinding karena hembusan nafas gue sendiri, gue mencium bau bangkai dari mahluk tak berdosa dan ternyata gue belum sikat gigi. Pantesan aja baunya enggak enak.
Suaranya semakin mendekat dan makin dekat, lalu masuk lah seorang wanita. Siapakah dia? Nantikan setelah yang satu ini.hehehe Guru biologi gue pun masuk dan kami semua bersiap dengan apa yang kelompok kami telah bawa. Kebetulan saat itu gue enggak sekelompok sama Alam, Aris dan Ipul. Gue sangat yakin banget Ipul pasti sangat senang dengan pelajaran kali ini. Dia pasti sudah tidak sabar untuk menganiaya mahluk tidak berdosa ini.
Kami semua diberi arahan bagaimana cara membedah hewan yang baik dan benar pada saat itu. Kebetulan yang kelompok gue bawa itu jantung ayam jadi gue enggak perlu melakukan pekerjaan keji itu. Tugas kelompok gue hanya menggambar jantung ayam itu. Karena gue suka dan hoby banget menggambar jadi tugas itu gue serahkan keteman sekelompok gue.
Gue heran, kenapa sih harus ada pelajaran seperti ini. Dimana rasa keprimanusiaan kita,para hewan aja punya rasa keprihewanan masa kita kalah sama mereka? Apa orang yang menggeluti bidang seperti biologi ini enggak pernah merasa berdosa? Gue aja yang Cuma melihat temen temen gue ngebedah hewan hewan yang tidak berdosa ini, gue bener bener merasa bersalah. Hati nurani gue berbicara “Maafin gue ya dok, cak, kek, gue enggak bisa nolong kalian semua, gue enggak berdaya menghadapi temen temen gue terutama ipul.” Gue melihat ipul membawa pisau bedah, dengan rasa sangat bernafsu ipul pun membedah hewan milik kelompoknya. Gue ngeliat wajah ipul yang beringas. Dia sangat bersemangat melakukan hal itu. Mungkin karena Ipul sudah terbiasa melakukan semua ini.
Gue memalingkan pandangan gue ke wajah temen temen gue yang cewek, terlihat raut wajah ketakutan dari temen temen gue itu. Gue pengen nenangin mereka, tapi diri gue sendiri aja udah ketakutan seperti pada saat dulu gue mau disunat. Sumpah ngeri banget ngeliat penyiksaan itu. Tapi beberapa temen gue kok biasa aja yah. Gue jadi curiga sama mereka, mungkin aja mereka adalah seorang teroris yang menyamar menjadi pelajar SMA. Kalau benar begitu mungkin aja ada intel yang menyamar sebagai guru disekolah kami. Dan gue berharap itu adalah Arul guru olahraga gue.
Detik demi detik pun berlalu tanpa terasa jam pelajaran ini pun telah habis, namun gue masih shock dengan keadaan ini. Gue enggak habis pikir, betapa berdosanya gue sudah ngebiarin hal itu terjadi. Gue rasa temen temen gue ini memang kejam, hanya karena nilai mereka rela melakukan ini semua. Selesenya pelajaran ini hewan hewan itu pun dibawa keluar oleh temen temen gue. Gue rasa hewan hewan ini masih hidup karena ada detak jantungnya. Temen temen gue pada berebut untuk memoto hewan-hewan malang ini. Gue juga enggak mau ketinggalan, gue enggak mau melewatkan sesi foto bersama hewan hewan tersebut.
Yang gue sesalkan, hewan hewan ini dibiarkan aja dengan keadaan sepert itu. hidup segan, mati pun sulit. Enggak ada yang merhatikan keadaan hewan hewan ini, semua pada sibuk membersihkan diri dan alat alat yang mereka gunakan untuk kegiatan itu. Gue ingin membawa mereka kerumah sakit, tapi sayang gue ngerasa jijik untuk membawa semua hewan hewan ini. Jadi terpaksa gue ikut membiarkan mereka semua dan pergi ke kantin untuk mendapatkan sesuap nasi dari ibu kantin.
Keesokan harinya gue dan temen temen gue mengunjungi hewan hewan tersebut. Gue perhatikan dengan seksama hewan tersebut. Gue enggak merasa adanya tanda tanda kehidupan dari mahluk malang tersebut. “Innalillahi wa inna ilaihi rojiun” itu kata yang bisa gue ucapkan karena menemukan mahluk itu sudah menjadi bangkai.
Pelajaran membedah itu memang penting, itu memberikan kami contoh nyata organ dalam hewan. Tapi coba pikirkan perasaan mereka yang tersakiti. Pikirkan perasaan keluarga para korban.. Gue enggak menyalahkan mereka para pembedah, gue hanya menyayangkan keadaan para hewan yang tak berdosa itu. Semoga para penggemar hal itu bisa  cepat sadar dengan perbuatan mereka. Gue berdoa semoga amal ibadah mahluk tidak berdosa itu bisa diterima disisi Tuhan Yang Maha Esa. Aminn

No comments:

Post a Comment

Menerima Kritik dan Saran Membangun
Anda Sopan Saya Segan
Salam Damai
Say No To Tawuran!!