Pada saat
gue menghadiri pembekalan mahasiswa KKN Tematik di fakultas gue, temen gue tutut
dapet telpon dari lurah kelurahan mesjid yang mengatakan kalau kami tidak bisa menempati
posko yang disediakan kelurahan untuk kami gunakan selama kegiatan KKN biadab
ini dilaksanakan dengan alasan kelurahan harus memprioritaskan KKN regular dari
pada KKN tematik. Mendengar hal itu jelas kami merasa di anak tirikan oleh
universitas dan kelurahan tersebut. Padahal kita diajarkan untuk selalu bersikap
adil dengan sesama mahluk Tuhan yang paling sexy.hehe
Mendengar
berita itu kami langsung bergerak mencari posko baru. Tempat untuk kami berlindung dari dinginnya air hujan dan panasnya matahari. Untung saja salah seorang
anggota gue vinci punya suami yang tinggal didaerah itu. Kami pun langsung
merencanakan pengecekan posko tersebut dan dihari itu karena gue lagi ada
urusan lain so gue gak bisa ikut ngecek posko tersebut, gue hanya dapat info
kalau posko itu jauh labih baik dan lebih bagus dari posko pertama yang
rencananya akan kami tempati. Mendengar hal itu gue pun menebak nebak sendiri
posko yangakan kami tempati nanti, yang ada dalam pikiran gue “jangan jangan
posko gue kaya rumah yang ada disinetron sinetron yang ada di SCTV.” Emang sih
berlebihan mikirnya, mana ada orang yang mau meminjamkan rumah sebagus itu
untuk posko kelompok KKN dengan ketua stress seperti gue.
Sebelum gue bisa
stay ditempat itu gue harus ngebersihin tempat itu yang katanya sedikit
berantakan. Sabtu iu pun kami kesana untuk membersihkan tempat itu. Dan “Wooowww
ini sih gak cocok dinamakan posko, ini
cocoknya disebut rumah” ya iyalah rumah mana bisa lapangan bulu tangkis dibuat
posko KKN. Coba aja bayangkan kalo pas lagi tidur terus ada orang lagi main
bulu tangkis, bisa bisa dibuat net badan gue. Keja pun dimulai dari nyapu
sampai ngepel lantai pun kami lakukan. Tapi emang kayanya gue punya naluri
pembantu kali ya, gue langsung milih ngepel lantai.
Setelah pekerjaan gue
selese, gue kembali inget jati gue diri gue. Jati diri seorang pembantu yang
merangkap sebagai ketua. Kami sebenarnya
punya janji ketemu dengan ketua dn anggota KKN regular, nah sekalian mau pamer
posko sama mereka, kami minta aja ketemunya diposko kami, kebetulan posko kami
sudah ada spanduknya jadi bakal lebih gampang buat mereka nyari posko kami yang
mewah ini.
Kami sudah punya kesan yang enggak baik sama orang
orang ini, Yaitu mereka sudah mengambil posko kami. Di pertemuan ini kami
mencoba menghilangkan kesan buruk ini tapi ternyata kesan itu jadi bertambah
karena mereka mengopas program kerja kami.
Setelah kesan kesan buruk ini kami masih mencoba
berpikir positif dengan mereka. Ya semoga aja kami bisa bekerja sama dengan mereka.
No comments:
Post a Comment
Menerima Kritik dan Saran Membangun
Anda Sopan Saya Segan
Salam Damai
Say No To Tawuran!!